kau
ulas puisi anak mencari tuhan
kau
bisikan di dermaga
karena
tempat tuhan sulit kita temukan
dalam
bayang berkejaran
waktu
kita benar tak lama
jendela
puisi tak selamanya terbuka
mungkin
kini saatnya kau tutup daun-daunnya
kau
selipkan di kain putih dan kau bawa pergi dalam sahaja
sering
aku lihat potret itu hitam putih
menarik
bentang panah kata-kata
sepenuh
debar, pendar-pendar sejauh kabar
kini
memayung hitam penyair pulang
berdenyut
hidup menolak maut, melambai pada-Mu
tangan
kekasih telah merentang
sorga
khusus para penganyam kalam
yang
sungainya berair tinta, sumurnya dalam ning cinta
0 comments:
Post a Comment