Sunday, 5 August 2012

PUISI “Hidup Menolak Maut”


kau ulas puisi anak mencari tuhan
kau bisikan di dermaga
karena tempat tuhan sulit kita temukan
dalam bayang berkejaran

waktu kita benar tak lama
jendela puisi tak selamanya terbuka
mungkin kini saatnya kau tutup daun-daunnya
kau selipkan di kain putih dan kau bawa pergi dalam sahaja

sering aku lihat potret itu hitam putih
menarik bentang panah kata-kata
sepenuh debar, pendar-pendar sejauh kabar
kini memayung hitam penyair pulang

berdenyut hidup menolak maut, melambai pada-Mu
tangan kekasih telah merentang
sorga khusus para penganyam kalam
yang sungainya berair tinta, sumurnya dalam ning cinta


0 comments:

Post a Comment