hidup
bersama kabut
ilalang
dan kayu tinggi
merajah
bukit dedaun jati
rungkun
tepi sungai berair jernih
seperti
mata mereka
wajah
tulus menghitung waktu
menjahit
mimpi di geladak bambu
merangkum
bayangan masa lalu
kampung
kita-rumah kita
lumbung
padi di lereng bukit
seperti
sedang berdoa
pada
hening suara hati mereka
orang-orang
di balik bukit
ikat
putih di kepala
telajang
kaki baju sahaja
menghitung
jejak pada cadas kidung alamnya
yang
kukuh dengan waktu
sabda
leluhur diteruskan puun
pagan
dan tak bergeming
lebih
iman dari kesucian itu sendiri
0 comments:
Post a Comment