Saturday, 4 August 2012

PUISI “Anyelir di Batas Pagi”


anyelir di batas pagi
menjahit warna pendar pelangi 
sisa hujan di kuncupnya 
merangkum setangkai rindu 

karena kau bunga teluki 
rias taman seberang jalan 
tanpa sangkar dan pagar depan 
kidungnya tetap menggambar hati

aku heran dengan jejak kaki kecil kita 
masa lalu yang hilang di pedestrian 
tapaknya terbawa hujan 
ke lembah sungai samudera 

di sorga, seperti juga namanya 
sungai berair madu, bebatu hitam bagai beludru 
kitab-kitab di dendangkan 
di daraskan sampai sunyi tak lagi bermadah sendiri

dan di sana di mana anyelir-anyelir bernafas,
kita akan mulai menenun tirai penutup diri sendiri,
sesuatu yang akhirnya melintasi keabadian
sebuah ciuman yang kekal bermukim disana selamanya.


Kakikata:
*) dari Seratus Soneta Cinta CIUMAN HUJAN" 5. oleh PABLO NERUDA disulih bahasa oleh Tia Setiadi
**) bermadah itu 1 memuji-muji; mengucapkan syair (sajak) sbg pujian

0 comments:

Post a Comment