Tuesday 14 August 2012

PUISI “Berjuang Demi Cinta Sejati”

Ku dengar bisik sendu suara itu
Mengusik haru dalam relung hatiku
Legam hidup dalam gairah lesu
Mengubur luka masa lalu yang beku

Walau ku lihat matahari redup di balik awan
Dan langkahku tersengal di tengah malam tanpa rembulan
Ku takkan berhenti bermimpi tuk meraih bintang
Tak peduli tubuh ini hanyut terhempas gelombang

Perlahan ku melangkah tuk temukan jalan kemesraan
Kegelisahan pun mulai hadir mengusik keyakinan
Bersama sisa nafasku, ku terus menyulam kasih sayang
Agar mekar terus menjalar abadi hingga akhir perjuangan

Jika sang waktu masih mengizinkan aku tuk kembali
Ku takkan menyia nyiakan setiap detik yang ku lalui
Tuk meraih segenggam asa yang telah lama terpatri
Dan merasakan indahnya hidup dalam cinta sejati



3 comments:

  1. Kekasih, betapa pun malam tanpa cahaya,
    ranjang bukan hanya buku dengan halaman syahdu, di dalamnya ada kamu,
    puisi yang diciptakan cinta

    membacamu, mataku lupa cara berkedip.
    Huruf-hurufmu, rindu yang menampakan diri sebagai pelukan lembut.

    Itu kamu, rusuk didadaku,
    setiap degup yang menghidupi jantungku,
    setiap cium yang memperpanjang nafasku,
    setiap peluk yang tak cukup waktu,

    Kini kumengerti, ingatanku adalah sajak,
    tempat kita meninggalkan jejak, yang tak terhapus waktu,

    Malam semakin larut, tapi mata lupa kututup,
    bahkan dibawah alismu bulan berteduh dari silau lampu.,

    Betapapun juga: ia itu abadi

    ReplyDelete