Sunday, 5 August 2012

PUISI “Menyisir Tepi di Bawah Kata”


hariku selalu menyisir tepi
merentang sayap di dawai kata
menjelajah manikam yang berserakan
bagai batu sungai namamu

kebesaran langit, sehamparan tanah bumi
tempat singgah sebelum jeda
senja menjahit surya
pekat malam panggil purnama

ini hidup, jangan selalu ingat mati
jangan menghitung sorga di batu hitam
menerawang panas neraka
jika tak berani menafsir tapak sunyi dari kata bulan sahaja

rekat baik-baik, pada pancang dan ikat bayang
luaskan sudut pandangan di hampar biru lautan
karena kita nelayan pantai namamu
wajib terus menantang arus untuk sampai di luas dentingmu


0 comments:

Post a Comment