hariku
selalu menyisir tepi
merentang
sayap di dawai kata
menjelajah
manikam yang berserakan
bagai
batu sungai namamu
kebesaran
langit, sehamparan tanah bumi
tempat
singgah sebelum jeda
senja
menjahit surya
pekat
malam panggil purnama
ini
hidup, jangan selalu ingat mati
jangan
menghitung sorga di batu hitam
menerawang
panas neraka
jika
tak berani menafsir tapak sunyi dari kata bulan sahaja
rekat
baik-baik, pada pancang dan ikat bayang
luaskan
sudut pandangan di hampar biru lautan
karena
kita nelayan pantai namamu
wajib
terus menantang arus untuk sampai di luas dentingmu







0 comments:
Post a Comment