kekuasaan itu seperti riuh pasar subuh
ada lentera kecil terpancang di pasak batang sauh
berhimpun mereka dalam mimpi yang dipersamakan
seperti cara bertukar harapan
dalam satu sampan
selalu ada yang berdiri di depan, di tengah dan belakang
menjahit setiap ujung persinggungan
membaca lorong hitam di tengah empat persimpangan
dalam satu tujuan
jangan kau lihat satu sisi tanpa kaca dan jendela
lapak-lapak menawarkan ingatan
catatan usang dari masa lalu
seperti gardu perpuluh pintu
tapi selalu ada bagian hitam dari jejak kotor bau sampah yang menulis wangsa sendiri
dirubung lalat mereka menarikan silsilah nama-nama tanpa jati diri
tak melihat pita putih terlilit di tangan dan kakinya
jalan terus tanpa menimbang hati orang-orang tepi
mereka pemilik negeri sejati
kekuasaan itu seperti riuh pasar subuh
ada pilihan untuk mendengar agar kita tidak jatuh
jadi pembunuh atau jadi musuh
jadi jembatan atau hanya pemintal benang merah
di alur waktu yang kita sebut sejarah
0 comments:
Post a Comment