Friday 10 August 2012

PUISI “Jejak Reformasi”


cahaya memendar lalu pudar
kemarin serasa hari ini karena mungkin esok sama pula
teriakan jalanan, kata Lawan hanya simbol perlawanan
tak selesai kita rumuskan.

nama-nama panjang sebagai korban
usai setelah upacara pemakaman
tak jadi nama jalan atau bahkan dapat penghargaan
lain mereka yang dihilangkan, tak terdengar kemana angin membawa lari 
operasi itu terlalu lindap untuk didengar rakyat sendiri

jika kita sudah pupuskan nilai kemanusiaan
keadilan sosial dan kerakyatan
dasar tak jadi alas, pupus niat seperti si mati
di bulan mei

aku sudah katakan, reformasi hanya reforlusi
mimpi yang tak selesai karena tetap saja kita kembali
merasa diri paling suci, benar sendiri
tanpa tahu cara membenahi negeri
untuk hari ini dan nanti


1 comments:

  1. BAGUS PUISINYAA MUAHHHHHHHHHHH DARI KU

    ReplyDelete