Friday 10 August 2012

PUISI “Teras Cinta”


teras itu kelir waktu
layar putih merajah tubuh dan aku
jadi bebana melabuh sekepal rindu
pada pagi dan bintang anyelir

sandarkan saja semua gelisah
pada kelopak dinding yang dara
pada pagi yang tersulam lengkung fajar
di urai mayang hitam rambutmu

kita daraskan bait lama, sasakala yang jadi madana
sampai batas paling purna
ke lambung ujung sasadara
telaga mantra rimbun mahkota

oh ruang kosong pendaran setangkup warna
seribu rupa pada awalnya adalah kata
rangkaian panjang himpunan makna
jangan biarkan hilang tanpa pijakan, pada tanah air bahasa

pada bait aku mengabdi
maka biarkan puisi ini terbang sekali lagi
dengan sayap manik kedasih
agar jangan pilih musim merepih

kita berhimpun di tapal batas yang sama
mencecap aura tanpa sengketa
hikmat di terik matahari yang naik di punggung bukit
dan aku pastikan kau lelap dalam dekapan kata
menyatukan tubuh memang tak harus sama
seperti kata mereka!

hujan bunga datang tiba-tiba
wangi kenanga jadi kenangan
putik sari jadi alas menepi
kemana lagi kita cari angin sorga?
gema di teras cinta, batas rasa seorang rama!


0 comments:

Post a Comment