Friday 10 August 2012

PUISI “Terkenang Senyummu di Balik Kaca Patri”


seutas senyum menggambar embun di kaca patri
dentingnya terdengar sayup ketika fajar beranjak pergi
menggiring bintang naik ke pundak hari
ke jantung labuhan arti

lambaian tangan itu pecahkan hening
kirimkan laju gelombang pasang
debur buih landai merepih
ke hati jiwa terkasih

oh putriku, dewi-dewi matahari tersenyum
bidadari menaburkan hujan bunga wangi cendana
kala kau lepas air mata
jadi lengkung pelangi  di lembar lukisan sorga

hari ini aku pergi, esok lusa pasti datang kembali
menabuh riuh jejak pejalan kaki
membimbing teriakan orang-orang tepi
yang pasti nanti kau hampiri

jangan kau tulis lagu sendu nyanyian rindu
biarkan saja tapaktapak kita disapu debu
karena satu cinta telah menuliskannya dalam barisan embun 
silsilah dari waktu saling menunggu


0 comments:

Post a Comment