seutas
senyum menggambar embun di kaca patri
dentingnya
terdengar sayup ketika fajar beranjak pergi
menggiring
bintang naik ke pundak hari
ke
jantung labuhan arti
lambaian
tangan itu pecahkan hening
kirimkan
laju gelombang pasang
debur
buih landai merepih
ke
hati jiwa terkasih
oh
putriku, dewi-dewi matahari tersenyum
bidadari
menaburkan hujan bunga wangi cendana
kala
kau lepas air mata
jadi
lengkung pelangi di lembar lukisan sorga
hari
ini aku pergi, esok lusa pasti datang kembali
menabuh
riuh jejak pejalan kaki
membimbing
teriakan orang-orang tepi
yang
pasti nanti kau hampiri
jangan
kau tulis lagu sendu nyanyian rindu
biarkan
saja tapaktapak kita disapu debu
karena
satu cinta telah menuliskannya dalam barisan embun
silsilah
dari waktu saling menunggu
0 comments:
Post a Comment