gadis
kecil terlantar di trotoar
dengan
selimut kabut mimpinya tergadaikan
pada
jejak pejalan kaki
dan
mereka yang lupa janji
dimana
tuhan? nama kecil terpinggirkan
kitab
suci jadi pajangan harga diri
jika
lusuh luka tubuh sesama
tak
saling memberi makna
aku
pernah bertanya, dimana kau simpan air mata?
jerit
dan lolongan orang-orang tepi
dalam
diam aku tahu, keras batu butuh cara mematungnya
karena
tetes air hujan tak lagi jadi andalan
ini
juga tanah mereka
bukan
milik kau yang sombong dalam derma
bukan
milik sebuah sabda
dan
sekali lagi, jangan biarkan gerimis dan kabut itu menghanyutkan rasa cinta pada
ibunya
0 comments:
Post a Comment