kesunyian juga jalan kita
setapak pinus memagar bayang
kabut putih di kaki gunung
dua kelok dari tangkuban perahu
telah lama fajar tak tembus
jantung
meranggas butir nadinya
kepak hilang sayap
buihnya merebak terus ke hilir
kayu kayu mati
regan jadi jendela
sebagian dari kita memandangnya seperti
tanpa cela
walau waktu sering berkata tidak
setapak ini, pasti kita injak lagi
mencari bening ujung muara
mencari sejuk paling lubuk
tempat semayam berpuluh nama kita
0 comments:
Post a Comment