menunggang
sepi di bening air matamu
ibarat
meniti buih
berjalan
dibelah tujuh rambutmu
ranum-ranum
itu jala tanpa tepi
suara
suwung tanpa bunyi
menandai
tapak hati, rebah tanpa janji
sangkar
mana yang hendak kau buka pengaitnya?
tanpa
kunci kita tetap tenggelam di pusaran hari
perjalanan
kedalam diri, perlu waktu menyiangi jalanan sunyi
selalu
ada lentera yang harus kita bawa
bilah
gondewa dan batang gada
karena
tak selamanya jalanan lurus
kadang
kita harus melawan arus
jangan
berhenti, percaya pada terang mata hati sendiri
batu
hitam hanya pancalan
masa
lalu kita tanggalkan walau tanpa upacara
karena
menunggang sepi juga bukan jalan tanpa duri
jika
tiba ditujuan
persembahkan
semua yang kita bawa seadanya
seperti
dara yang kembali ke sangkarnya
sebelum
tiba esok hari, fajar baru kirimkan sayap kedua
0 comments:
Post a Comment